tulisan kali ini merupakan puisi yang setengah inspirasi dr teman saya hehe. selamat melihat :)

Jangan buang pena itu
Biar kupakai untuk melukis
Memang bukan lukisan yang gelap seperti malam
Atau lukisan yang menyeramkan bagai hujan badai

Paling paling hanya lukisan yang indah bagai bulan
Yang putih bagai awan
Yang bersinar bagai matahari
Serta merona bagai senja

Lukisan yang telah memenuhi imajinasiku
Yang telah lama ingin ku curahkan
Yang telah kupendam dengan sejuta harapan
Yang telah kusebut lukisan masa depanku
Yang tertunda


.....................
..............
.........
.....................
..................
..................
.........
......
.................
..........


.

Hatiku persis seperti ini
dan kamu,persis seperti kata-kata itu
nanti.....


Merupakan suatu kebutuhan dan keperluan bagiku untuk hidup dengan cahaya. Bukan apa-apa,aku hanya tak bisa hidup tanpanya. Cahaya yang putih suci,terang berkilau,dan selalu bersinar. Aku butuh semua itu. Sangat butuh. Dan karena itulah aku disini.

Setiap hari aku hanya akan selalu mengelilingi cahaya itu. Tak akan ada kegiatan lain. Bukan apa-apa,aku hanya tak ingin cahayaku diambil. Dan aku sendiri tak bisa jauh darinya. Kalaupun pernah aku tinggalkan,bukan berarti aku telah kuat dan telah bisa hidup tanpa cahaya. Bukan pula berarti aku telah melihat cahaya lain yg lebih indah dan bersinar. Aku hanya sekedar berkumpul bersama koloni ku. Walau sebenarnya aku sangat takut cahaya itu meredup saat kutinggalkan.

Wajar memang jika cahaya itu lama kelamaan meredup. Tak mungkin selamanya akan selalu terang benderang. Tp aku tak akan diam saja dan malah pergi. Bukan apa-apa,aku hanya takut cahaya itu benar-benar mati. Aku hidup karenanya. Mungkinkah kubiarkan cahaya itu tak bersinar lg? Sampai aku yang benar-benar mati,aku akan berusaha mencari cara agar cahaya itu selalu terang seperti biasanya.

Sejatinya,usahaku itu tak pernah membuahkan hasil yg signifikan. Karena aku benar-benar tak tahu bagaimana cara membuat cahaya itu tetap bahkan lebih terang dari biasanya. Tampaknya,usaha-usaha yang kulakukan selalu gagal. Bukan apa-apa,tp itu yang aku rasakan. Walau telah dibantu koloniku,tapi aku tetap tak bisa.

Kadang muncul pertanyaan dalam diriku,"apakah aku bisa mempengaruhi cahaya itu?". Bukan apa-apa,aku hanya merasa ragu aku bisa. Aku rasa,hanya cahaya itu sendiri yang bisa melakukannya. Biarpun aku tak pernah menyerah,semua usahaku tak akan berguna jika cahaya itu yang tak menginginkannya. Bukankah begitu koloniku?

Ya sudahlah. Aku akan terus berusaha terus tanpa henti walau kutahu pasti akhirnya akan bagaimana. Bukan apa-apa,dengan waktu hidup sesingkat ini,aku sangat memerlukan cahaya itu. Aku hanya tak bisa hidup tanpanya. Tak bisa.