Kepada kamu, wanita yang bahkan matanya tak berani kutatap

Assalamualaikum.

Perkenalkan, aku mahasiswa universitas terkenal tingkat 3. Sekarang ini, aku lagi belajar caranya bikin surat cinta.
Tadi aku udah nyari di KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia. Bukan Kamu Benar Benar Indah. Takutnya kamu gak tau) apa itu cinta. Maksudnya sih nyari artinya. Eh yg keluar nama kamu. Coba cari arti cinta di www.sinonim.com, yg keluar tulisan "lihat di KBBI". Berarti sama ya? Ya kan?
Intinya sih,ini surat cinta buat kamu. maaf ya kalo kata-katanya ga seindah surat yg lain. Aku cuma pengen kamu tau kalo cinta aku ya sederhana. Karena aku rasa,sederhana itu tingkatan keindahan yg paling tinggi. Ya itu juga yang dipikirin Leonardo da Vinci dulu. Jadi,biarin deh ya sederhana juga. Yg penting kita suka. "Kita" ya. Bukan aku atau kamu. Soalnya sejak liat kamu, aku pengen ngeganti semua subjek jd kita. Supaya ga ada kata aku dan kamu lagi hehehe.
Kita mungkin ga pernah ngobrol langsung. Mungkin loh ya. Kalopun pernah,kamu cuma ngobrol sama bayangan aku. Aku yang asli sih lagi ngumpet di masa lalu. Soalnya,di masa lalu aku ga setakut ini natap mata kamu. Malah aku terlalu berani. Sekarang? Waktu udah merubah aku dan kamu. Kamu makin luar biasa indah dan aku makin merasa luar biasa rendah.
Udah ya. Takut kepanjangan suratnya. Nanti ga sederhana lagi. Ya aku harap sih setelah kamu baca surat ini,aku berani liat mata kamu. Liat aja cukup ko,gaperlu sampe mata kita saling pandang. Kalo itu udah mimpi namanya. Jadi,sampai ketemu di mimpi saya nanti malam dan selanjutnya ya !

Wassalamualaikum.
Dari pria yg bahkan dalam 8 jam tidurnya,gak bisa lepas dari angan tentangmu.

Ps: surat ini becandaan doang kok. Tapi kalo perasaannya,cuma aku dan Allah yg tau. Mungkin kamu jg bisa tau kalo nanya langsung ke aku atau Allah. Terima kasih.
Sebenernya bukan ini masalahnya. Bikin surat cinta itu gampang. Gampang bgt. Tapi milih kata yg bisa deskripsiin perasaan itu susah. Apalagi objeknya kamu. Gak tau deh yg bikin susah itu milih katanya,perasaannya,atau karena objeknya kamu.


Halo. Apa kabar? Sudah lama ya kita tidak bertemu disini. Tepatnya di dalam tulisanku. Selama ini memang bukan kamu yang pergi,tapi aku yang ragu untuk datang ke pikiranku sendiri. Ragu iya,takut iya.

Dulu,tidak diundang pun aku selalu datang. Kamu sedikit saja melirik,berjuta kata langsung terpikir olehku. Hasilnya? Hampir seluruh tulisan -mungkin memang semua- terinspirasi dirimu.

Dulu,kamu selalu mengundang. Tidak dengan kata-kata memang. Hanya lewat senyuman. Dan aku hanya tergoda untuk selalu iya. Aku hanya terpancing untuk selalu menulis tentangmu. Lalu kamu? Kamu hanya senang dan tersanjung.

Tapi itu dulu. Sekarang? Ya beda.

Sekarang,diundang sekalipun aku ragu untuk bilang iya. Mungkin karena aku terlalu banyak memikirkan orang lain. Mungkin karena aku terlalu perasa. Mungkin karena sejuta kata tadi sudah dibawa pergi dan disimpan dalam-dalam oleh kenangan.

Sekarang,aku selalu ingin mengundang. Dengan sok berani,ku umbar sejuta kata untuk mereka yang bahkan tidak pernah menganggap aku ada. Untuk mereka yg bahkan tak mampu ku ajak bicara. Walau memang hasilnya sekedar perasaan lega dan sedikit harapan.

Hai. Kurasa sudah terlalu banyak aku bicara. Kuharap tidak lebih dari sejuta kata. Karena sejuta kata itu akan kau ciptakan nanti dengannya. Bahkan mungkin semilyar,seribu milyar,atau lebih. Intinya,yakin kepada cinta.

Sudah yah. Sampai jumpa lagi entah kapan. Sampaikan salamku padanya. Siapa tahu nanti aku dan dia bertemu di tulisanku. Tetap romantis dan terus bersama !

Dari penulis surat kaleng yg kau sudah tau isinya (si)apa.



Untuk kamu,wanita yang dengan santainya diam dalam khayalku,aku mulai menulis kata-kata ini.

Kamu tahu kan aku siapa? Ya! Aku adalah anak muda yang penuh dengan logika cinta. Anak muda yang semangat karena cinta,layu pun karena cinta. Walau sebenarnya,aku tak tahu pasti cinta itu perasaan macam apa.

Jadi begini,ada satu -mungkin seribu- pengakuan yang ingin aku katakan. Hmm,tunggu sebentar. Kamu tahu kan kamu itu siapa? Belum tahu? Baiklah. Kamu itu,wanita yang menjadi penyebab hanya ada sedikit bintang di malam ini. Ya,mungkin karena mereka malu pada (maaf) kecantikanmu.

Pertama,maafkan kelancanganku yang tiba-tiba menulis tentang kamu ini. Aku memang hanya punya keberanian berkata kepadamu disini. Mungkin yg kubutuhkan saat ini adalah kebodohan,kesembarangan,kecuekan,dan kegilaan. Tapi apa lacur,itu semua sifat yg aku tak punya.

Kamu mungkin aneh bagaimana bisa aku menulis ini. Ya wajar saja,setiap bertemu,mana berani aku menatap dalam matamu. Paling sekedar lirik,lalu pandanganku dibawa angin jauh pergi ke gumpalan angan tentangmu. Kalau sudah begitu,biasanya pikiranku berkata "jangan terlalu jauh berharap". Oh iya,jauh itu maksudnya sampai ke hati. Karena katanya,entah siapa,ada sebuah palung yg sangat dalam di hati ini. Susah kembali kalau sudah jatuh kesana.

Iya,iya. Aku memang pernah tersenyum padamu. Tapi itu pun sudah kupaksakan. Asal kamu tahu,lengkung senyumku itu bukan tercipta begitu saja. Itu hasil pergolakan keinginan dan ketidakkeyakinan. Keinginan untuk tersenyum kepadamu dan ketidakkeyakinan apakah senyum ini betul berpengaruh padamu. Bukan mengharapkan senyummu,bagiku itu melebihi perkiraan awal. Ya setidaknya membuatmu melihat senyumku lebih lama dari biasanya. Itu cukup.

Mencintaimu,dicintai olehmu,menyanyangi mu,disayangi olehmu,diperhatikan olehmu,dan memerhatikan dirimu. Itu yg kau anggap ketidakmungkinan. Menggenggam jemarimu,mengelus kepalamu,dan mencubit pipimu. Itu yg mereka sebut khayalan semu. Sedangkan melindungimu,membimbingmu,dan membahagiakanmu. Itu yg kupikir harapan yg terlalu jauh.

Kenyataannya? Saling pandang,tegur sapa dan sedikit basa-basi. Bahkan sekedar obrolan seru pun tidak ada. Maklum,aku memang penakut dan pecundang.

Ingatkah kau saat kita hanya berdua? Saat dimana aku dan kamu duduk bersebelahan. Saat dimana kau lihat betapa pecundangnya aku. Saat dimana malam berlalu begitu cepat karena ketidakberanianku,dan saat sinar matahari terasa begitu dingin karena sikapmu. Saat dimana kita sama-sama diam,kita sama-sama tak pandang,dan kita sama-sama takut. Aku takut menyapamu dan kau takut menjawab sapaku.

Tapi apakah kau tahu,dalam diamku,aku tetap memikirkanmu. Dalam tidurku,aku masih tetap memimpikanmu. Dan dalam tawaku,selalu ada wajahmu. Apakah kau tahu,dalam diammu,aku tetap mengharapkanmu. Dalam tidurmu,aku tersenyum padamu. Dan untuk tawamu,aku rela berbagi dengannya.

Sampai saat ini pun,aku belum menyerah. Mungkin tidak akan pernah. Paling hanya sekedar putus asa. Paling hanya sekedar berpikir bahwa kau hanya pertanyaan dan aku bukanlah jawaban. Tenang saja,menyerah untuk terus memandangmu,memikirkanmu,dan memimpikanmu adalah sebuah ketidakmungkinan. Yang mungkin untuk saat ini,aku hanya bisa melindungimu,membantumu,dan menyemangatimu. Dan maaf bila sikapku itu membuatmu resah.

Untuk kamu,wanita yang tidak tergambarkan oleh sekedar kata cantik,aku berharap.

Aku berharap kamu membaca tulisanku ini. Karena hanya inilah harapanku agar kamu tahu bagaimana perasaan ku sebenarnya. Hanya inilah cara agar kata cinta benar-benar ada diantara kita. Aku harap nantinya pandangan kita berdua dapat bertemu ditemani sang senyum,tanpa malu dan takut lagi. Aku juga berharap,kamu tidak merasa jijik dan benci kepadaku karena tulisan ini serta tidak menggangu hubunganmu dengan dia (pria itu).

Satu lagi,aku harap waktu membawa keberanian bagiku (atau kita berdua) untuk mengucapkan janji takkan berpisah selamanya.......