Kau bilang aku hina ?
karena aku binatang ?
karena aku zina ?

kau hasut aku hina ?
karena perut ini ?
karena zadah ini ?

kau sebut aku hina ?
karena apa ?
karena aku ingin ?
bangsat !

Kau lupa Oktober itu ?
kau lupa kamarku ?
kau lupa ?
kau lupa apa itu hina ?

Oktober itu kau paksa aku hina
kau buat aku hina
kau dan kejantananmu
ya, kau !

aku memang hina
aku memang ternoda

tapi kau lebih
abaimana mu jauh lebih
hatimu bahkan tak hanya hina

aku memang hina
dan kau memang benar
dan aku memang benar
kau memang hina


satu dua tiga
hanya ada tiga kertas tersisa
aku hanya diam,tanpa tahu apa

empat lima enam
sudah enam hari aku diam
sediam September yang tenggelam
dan tenggelam lagi,perlahan

tujuh delapan dan sembilan
kau pun begitu diamnya
kau seakan buka jalan
setelah itu,diam dan hilang

sepuluh sebelas dua belas tiga belas
aku bukan jawaban
kau hanya pertanyaan
lalu apa

empat belas lima belas
kau biarkan aku
kau biarkan
aku

enam belas dua puluh dua puluh lima
mataku nanar,hatimu binar

dua puluh enam
dua puluh tujuh
dua puluh delapan
dua puluh sembilan
dua balar November sudah terlihat

tiga puluh
tiga kertas tersisa
satu dan dua kubuang
tanpa sempat ternoda empati

tiga puluh satu
tertinggal satu kertas
berakhiran maaf

tiga puluh satu akhir
berakhir


Selamat Datang kembali Choirul Sabat Tampubolon !!

Sudah hampir setaun ternyata ga nulis di blog lagi. Kesibukan dan segala hal lainnya bikin kesempatan nulis jadi mengecil.

Karena ada satu event, jadi "terpaksa" nulis lagi hehehe.

tiga puisi setelah ini adalah kandidat peserta lomba puisi pertama yang diikuti oleh penulis. tema nya Oktober, dan mungkin ga nyambung hehe. tapi selamat menikmati ya :)))


Dia bukan Oktober
Dia itu ceria
Dia itu akordeon indah
Dia itu bukan Oktober

Dia bukan Oktober
Dia itu valentine
Dia itu sebuah hati
Dia itu bukan Oktober

Dia bukan Oktober
Dia itu pejuang
Dia itu segenggam kemenangan
Dia itu bukan Oktober

Dia bukan Oktober
Oktober itu pilu
Oktober itu dimensi yang berbeda
Oktober itu kekangan cinta
Oktober itu bukan Dia

Dia bukan Oktober