Aku msh bertanya-tanya mengapa. Kamu tahu sangat sulit mengatakan selamat tinggal di saat seperti ini? Sekarang kamu hilang,dan hanya tinggal kenangan yg aku punya.

Maafkan kepergianku,yg ingin kau bahagia. Maafkan caraku ini,yg tak ingin kau makin terluka. Maaf aku selalu menyalahkanmu atas ketidakberdayaanku. Sebenarnya,ku sakiti hatiku sendiri saat ku sakiti hatimu. Sadarkah kamu akan hal itu?

Andai ada satu hari saja untukku katakan betapa aku merindukanmu. Kadang aku ingin menghubungi mu,tp aku yakin itu percuma. Kadang aku ingin sembunyi dr kerinduanku,tp aku ingin mendengar suaramu. Tak ada yg bisa aku lakukan untuk mendapatkan satu kesempatan lg,untuk melihat matamu dan senyummu. Tak ada.

Pasti suatu hari nanti,kita akan bersama lg. Aku percaya kita bisa melakukannya. Aku yakin kita tak akan mengucapkan selamat tinggal lg. Karena diriku terlalu mencintaimu. Aku mencintaimu lbh dr hidup itu sendiri. Percayakah kamu?

Kurasa,inilah tangisan terakhir ku. Tak ada lg kata yg terucap,tak ada lg tetes air mata. Terima kasih untuk semuanya. Aku akan membawa rasa sakit itu pergi jauh bersamaku.

Sekarang aku duduk diam dan berharap semua rasa sakit itu hilang.


disadur dari beberapa larik lagu untuk mata coklat itu


Aku lemah : dia,mereka kuat
Aku jelek : dia,mereka tampan
Aku bodoh : dia,mereka pintar
aku cengeng : dia,mereka jantan
Aku menjemukkan : dia,mereka menawan
Aku menyakiti : dia,mereka menghibur
Aku membosankan : dia,mereka menarik
Aku pendosa : dia,mereka baik-baik
Aku tidak : dia,mereka sempurna
Aku mencintai : dia,mereka berharap dicintai

Aku,dia,mereka ; berbeda


Enaknya jd Adam
Tak pernah merasa muram
Walaupun sebenarnya awam
Tentang apa yg disebut suram

Enaknya jd Adam
Selalu tertawa kala matahari tenggelam
Tak pernah kesepian di kala malam
Tersenyum dalam mimpi yg kelam

Apa sebab?

Ada Hawa yg setia
Setia pada satu pria
Pria yg dicintainya
Setulus hatinya

Ada Hawa yg siap
Temani Adam dengan cakap
Setiap saat setiap harap
Tanpa gagap dan kalap

Tapi

Kala itu tak berpenghuni
Tak ada kunyuk-kunyuk pemberani
Yg dapat mencuri hatinya kini

Kala itu sepi
Waktupun bagai api
Yg membakar tanpa tapi

Kini semua berubah
Waktu terjajah kunyuk mewabah
Hingga semua hanya doa tanpa ijabah
Yg memaksaku untuk tabah

Enaknya jadi (Nabi) Adam


Tak berakar tapi berbatang
Tak berdaun tapi berbatang
Tak berbunga tapi berbatang

Tapi indah
Tapi menoreh tinta cita-cita
Tapi teman kala potongan-potongan gelap malam datang.
Tapi menyajikan tuah
Tapi tak seperti kabut panas yg lenyap jika didekati
Tapi

Saat itu dia kuat
Hanya batang,tak ada yg lain

Dia magis
Hanya batang,tak ada yg lain

Dia

Kini lemah,biasa
Tapi tak hilang
Bahkan satu pun

Tak berakar tapi mandul
Tak berdaun tapi gugur
Tak berbunga tapi layu

Berbatang tapi terluka
Terluka karena lukanya
Lukanya padaku
Padaku cintanya
Cintanya yg tak bercabang


hay hay hay hahaha. udah lama nih ga ngepost di blog lg. ga ada yg baca jg kali ya? hahaha. tp sekarang saya telah kembali yeeeaah (?)
oke,saat kaya gini emg paling pas buat nulis (baca:curhat) di blog. setelah ini bakal gw post tulisan-tulisan hasil karya gw ya.
so please enjoy it :)


Saat itu,19 juli 2010,derasnya hujan menyadarkan aku akan satu hal. Tuhan tak akan menciptakan satu peristiwa tanpa makna di dalamnya. Walau kebanyakan orang tidak suka akan datangnya hujan,terutama hujan deras,aku lbh suka untuk memikirkan apa makna hujan ini.

10 km telah kutempuh,tp blm juga kutemukan apa makna hujan itu. Yg ada hanya air mata kesedihan yg jatuh bersama derasnya hujan. Percuma. Kurasa aku tak akan menemukannya. Sulit memang,dalam keadaan seperti ini aku tak bisa berpikir jernih. Ingin sekali aku bawa cepat motorku lalu " BRAKK !! " tabrakan dahsyat yg membuatku terkapar. Sesaat pikiranku dikuasai setan. Kubawa motorku dengan kecepatan tinggi. " WUSS !! " Hampir truk td menabrakku. Tp hanya hampir. Ku cari lg kesempatan bodoh itu. Tak lama," TEEEENN !! Goblok sia ! ". Klakson mobil yg diiringi "klakson" sang sopir bus menyerangku. Untung saja hanya kaca spion ku yg pecah. Tp aku malah tak senang. Keinginan untuk terkapar di rmh sakit sangat menghantuiku. Aku berjanji,kesempatan berikutnya aku tak boleh gagal.

Tepat 5 menit sesudah itu,kulihat samar seorang pria tak berjas hujan bersama seorang wanita berjas hujan yg diboncengnya. Kuikuti terus. Aneh pikirku. Bukankah seharusnya si pria yg notabene merasakan derasnya hujan yg memakai jas hujan? Apa dia rela menerima derasnya hujan demi sang wanita yg sebenarnya sudah terlindungi tubuh sang pria? Pengorbanan atas dasar rasa sayangkah? Bukankah akupun begitu? Benar kan?

Sudahlah.

Kuambil jalan memutar agar ku tak perlu lg melihat mereka. Jauh ku menyusuri kota,hujan tak jua mereda. Sesekali petir menyambar. Tak lama,mungkin hanya dua atau tiga menit. Tp ini membuatku berpikir. Kurasa,hujan amatlah adil. Mereka selalu menyisakan waktu bagi petir. Padahal tetes air hujan bersama kumpulannya sedang berlomba untuk turun ke bumi. Tp selalu ada waktu bagi petir. Apakah ini karena rasa sayang pula? Kalaupun iya,mengapa dia tak bisa seperti air hujan itu? Tak perlu lama-lama,hanya 2 atau 3 menit saja. Takbisa kah?

Sudahlah.

Kubawa cepat motorku agar ku segera melupakan apa yg kupikir td. 60,70,80 km/jam kulampaui. Tak sampai 100 km/jam,ku hentak kuat tuas rem hingga motorku berhenti sempurna. Kurasa ada yg aneh. Bukan motorku,tp air hujan ini yg aneh. Mereka tak lg membasahiku. Hanya tinggal rintiknya saja yg tersisa. Perlahan hujan yg tadinya deras mereda. "Bisa jg ternyata hujan deras ini mereda",pikirku. Tak sampai hilang memang,tp sudah tdk membasahi. Tapi,cinta dia padaku tak seperti itu kan? Tak akan pernah "mereda" kan?

Sudahlah. Kuakhiri saja perjalanan ku ini.

Terima kasih banyak hujan.