satu dua tiga
hanya ada tiga kertas tersisa
aku hanya diam,tanpa tahu apa
empat lima enam
sudah enam hari aku diam
sediam September yang tenggelam
dan tenggelam lagi,perlahan
tujuh delapan dan sembilan
kau pun begitu diamnya
kau seakan buka jalan
setelah itu,diam dan hilang
sepuluh sebelas dua belas tiga belas
aku bukan jawaban
kau hanya pertanyaan
lalu apa
empat belas lima belas
kau biarkan aku
kau biarkan
aku
enam belas dua puluh dua puluh lima
mataku nanar,hatimu binar
dua puluh enam
dua puluh tujuh
dua puluh delapan
dua puluh sembilan
dua balar November sudah terlihat
tiga puluh
tiga kertas tersisa
satu dan dua kubuang
tanpa sempat ternoda empati
tiga puluh satu
tertinggal satu kertas
berakhiran maaf
tiga puluh satu akhir
berakhir
Categories:
Puisi